[ FF EXO ] You Into My Life (ANGEL) |EXO COUPLE
Fanfiction
Tittle :
You
Into My Life ( Angel )
Author :
@Kyo
Mi Na
Main
Cast :
-
Park
Chanyeol
-
Byun
Baekhyun
-
Oh
Sehun
-
Xi
Luhan
-
Kim
Jong In ( Kai )
-
Do
Kyungsoo
-
Kris
( Park Yi Fan )
-
Lee
Donghae ( maaf yang di dalam cerita ini saya nistakan)
Type
:
Chapter
Genre :
Yaoi,
romance (?) , Friendship
Mohon
maaf jika ada kesamaan cerita yang bisa saya pastikan itu hanya kebetulan
semata, karena FF ini murni dari hasil pemikiran Saya sendiri.
Perhatian!!
Sebelum membaca FF ini ada baiknya readersdeul membaca FF sebelumnya, YIML
chapter……, karena author takut ntar kalian jadi bingung, ini disebabkan karena
lamanya jeda pemostingan antara chapter sebelumnya dengan chapter ini. Maaf,
mungkin kapasitas otak saya saat itu sedang error jadi di perlukan
penginstalan, #apadeh_bahasanya gak karuan.
Ya udah,
dari pada kalian tambah bingung mending baca FF ini segera….,
You Into My Life
Chapter
Author PoV
Luhan terus berlari
tanpa menghiraukan teriakan Baekhyun yang masih mengejarnya, hingga ketika ia
tiba di sebuah jembatan yang tidak begitu panjang, akhirnya ia berhenti. Baekhyun sempat bernafas lega, tapi ketika ia
menangkap gerak gerik lain dari Luhan, ia semakin mempercepat kakinya berlari.
Namja manis itu terlihat kacau, entah apa yang ada di dalam pikirannya ketika
ia memanjat sisi jembatan dan merentangkan tangannya bahkan sudah siap untuk
terjun bebas dari atas sana. Mungkin kalau baekhyun tidak sigap untuk menahan
dan membawanya kembali memijak aspal jembatan namja itu mungkin sudah
menghantam batu sungai yang besar di bawah.
“ KAU GILA!!!” maki
Baekhyun dengan merengkuh kedua bahu kecil Luhan. sementara Luhan hanya
terisak.
Pedih, hanya ada satu
hal itu yang tertangkap oleh Baekhyun pada manik mata namja yang berada di depannya ini. Ia
menarik luhan mendekat ke arahnya dan memeluk namja yang mungkin tersiksa batin
ini. Ia tidak tau dengan jelas apa yang terjadi, meskipun sebenarnya ia bisa
menangkap dengan jelas apa yang di ucapkan oleh Sehun beberapa waktu lalu. Tapi
itu masih bukanlah bukti yang cukup, tidak adil
jika ia pun menghakimi Luhan dan memvonisnya salah.
“ cerita yang
sebenarnya, katakan apa yang aku dengar itu
bukanlah yang terjadi, katakan bahwa cahaya itu masih utuh, katakan Luhan! dan jangan kecewakan
aku..” tegas Baekhyun
Dan itu semakin membuat
Luhan terisak lebih pilu, cukup dengan air mata itu, cukup dengan
isakan itu. Baekhyun bukan orang bodoh yang pura-pura tidak mengetahui makna
yang berada di sana, dan karena itulah, ia memejamkan matanya erat. Mencoba
merasakan sakit Luhan melalui suara pilu yang terus keluar dari mulutnya.
“ itu benar” baekhyun
membuka matanya, dan menatap Luhan dengan ekspresi datar, lalu menghempaskan
tubuh Luhan. “ aku kecewa, kau mengecewakan Sehun, kau mengecewakan kami semua,
Luhan, sadar kah ? kau lebih dari sekedar musuh dalam selimut, sosok apa yang
bersembunyi di balik wajah tanpa dosamu ini? Hah…, !!! Luhan_ “
“ NE!! aku memang
seperti itu, aku memang rendah, maka pergilah!! Jauhi aku!! Bahkan kau, kau
tidak mengerti baekhyun, kalian semua hanya bisa mencaci, hanya memandangku
sebelah mata, tanpa tau tentang posisiku yang sebenarnya. Orang yang seharusnya
paling kecewa, yang paling terluka itu SEHARUSNYA AKU!!! Aku baekhyun”
rintihnya sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.
Baekhyun mengernyitkan
alisnya, “ aku memang tidak mengerti, karena itu jelaskan semuanya” ujar
baekhyun dengan nada tenang
“kau tidak akan
mengerti”
“karena itu, buat aku
mengerti!” desak baekhyun
Luhan menatap baekhyun,
lekat, penuh maksud yang tersirat begitu menyedihkan, haruskah ia membukanya
kembali, peristiwa pahit yang merenggut sebagian hidupnya itu?
Flash
Back
Sore ini Luhan
tidak langsung pulang kerumah setelah kegiatan belajar mengajar usai, bukan
tanpa alasan mengapa ia betah berada di ruang seni itu. Ini karena teman-teman
kelasnya yang membuat keributan saat jam pelajaran music beberapa jam yang
lalu, dan tidak menyimpan alat music dengan baik, hingga dampaknya luhanlah
yang harus membereskan semuanya karena hari ini memanglah jadwal piketnya dan
sialnya kedua temannya yang juga sejadwal dengannya sudah pulang sedari tadi
tanpa sepengetahuannya, ya seperti biasa luhan hanya bisa menghela nafas sambil
mengelus dada.
“lagi-lagi aku” umpatnya, namun itu hanya sekedar di bibir
karena nyatanya ia pun menggerakkan jemarinya untuk membereskan beberapa alat
music yang masih berada di atas meja, buku-buku not, dan juga beberapa keping
kaset.
CKLEK
Luhan menoleh
kekita mendengar suara pintu berderik, disana berdiri seorang namja dengan
tinggi rata-rata, rambut hitam agak panjang hampir sebahu, namja yang sangat di
populerkan di sekolahnya itu kini tengah berada tetap di depan pintu sambil
membelakanginya. Namja yang ia ketahui adalah kekasih sahabatnya itu, kyungsoo.
“ Do-donghae
hyung?” tebaknya,
Namja itu pun
berbalik sembari menampakkan senyum nya yang menggoda.
“ kau
sendirian?” tanyanya sembari berjalan mendekati Luhan
Luhan mengagguk,
“ ne, teman-temanku yang seharusnya ikut membantu sudah pulang dari tadi”
adunya sembari menunjukkan wajah kesalnya.
Donghae
tersenyum, “ mau aku bantu?” tawarnya sembari melayangkan jari-jarinya untuk
menyentuh pipi mulus luhan.
Tentu saja Luhan
terkejut dengan tindakan seunbaenya itu, karena itulah sebagai bentuk
penolakannya ia mundur selangkah. Tapi Donghae jelas melihat kegelisahan dimata
namja mungil di depannya itu, dengan pikiran nakalnya ia justru semakin
melangkah mendekati luhan dan membuat namja itu semakin terpojok. “ dimana,
Kyungsoo?” karena merasa dirinya sudah terpojok, Luhan berusaha keras menepis
segala tindakan Donghae termasuk dengan cara menanyakan keberadaan kekasih
namja bermarga Lee itu.
Donghae mengerut
dan memeringkan kepalanya, “ kyungsoo? Aku sudah mengantarnya pulang,” ia
terdiam sejenak sembari mengamati manic mata Luhan yang bergerak tidak konstan,
“ kau khawatir? Tenanglah dia tidak akan tau?” lanjutnya sembari mengelus
rambut Luhan.
Luhan kembali
mundur kebelakang hingga punggungnya menyentuh dinding, dan itu justru
dimanfaatkan oleh Donghae. Dengan gerakan cepat ia mengurung Luhan dengan kedua
tangan ia tapakkan di dinding masig-masing tepat berada di samping telinga
Luhan.
“ andwe!! Hyung
ku bilang jangan!” tolak Luhan tegas sembari menatap tajam tepat ke manic mata
Donghae.
“ wae? Aku pikir
kau menyukaiku?” tanyanya dengan wajah sengaja di buat memelas
“ aku lebih
menyukai sahabatku, lagi pula aku hanya mengagumimu sama seperti siswa yang
lain, tidak lebih. Jadi jangan berpikir yang macam-macam.” Tegas nya lagi
“ kalau aku
mengaharapkan yang lebih?” tantang Donghae yang kini mulai mendekatkan wajahnya
pada leher jenjang Luhan.
“ Andwae!! Kau
kekasih sahabatku!” teriak luhan sembari mendorong tubuh Donghae hingga
membentur meja dan hampir membuatnya terjatuh kelantai.
“ SIALAN!”
geramnya sembari bangkit dan menarik tubuh kecil Luhan dan dibaringkannya ke
atas meja.
“ andwe, andwe,
andwe hyung…,jebal…” rintihnya sambil menahan tubuh Donghae yang menindihnya
“ DIAM!! DIAM
ATAU AKU AKAN MEMBUNUH KYUNGSOO!!” ancaman donghae sukses membuat tubuh Luhan
membeku, dengan gemetarnya ia menatap horor kea rah donghae
“ aku akan membunuhnya, kau tidak mau kyungsoo
terbunuhkan? Bukankah kau sangat menyayangi sahabatmu itu? Jadi diamlah, bodoh”
ujarnya sembari menyentil dengan kasar kening Luhan.
Jemari Donghae
mulai bergerak liar melepas kancing seragam Luhan, namun namja manis itu masih
berusaha keras untuk tetap memperjuangkan miliknya. Dengan kemampuan yang di
punyanya ia terus menahan tangan, kepala bahkan tubuh Donghae yang seakan ingin
memangsanya dengan rakus.
PLAK!
Satu tamparan
berhasil mendarat di pipi kiri Luhan, tangannya yang berada di dada Donghae
secara otomatis terjatuh dengan lemas. Melihat ada peluang Donghae kembali
melakukan aksinya tapi Luhan pun tidak hanya sampai disitu, bukan hanya karena
di tampar sekali ia sudah menyerah, karena itulah ia kembali berusaha melawan
semampu yang ia bisa, tapi
PLAK!
Kembali donghae
menghadiahkannya tamparan keras dipipi luhan yang kali ini berbekas merah
bahkan di bibir luhan sampai mengeluarkan darah. Luhan sadar kondisinya mulai
melemah, tapi ini belum berakhir bahkan sampai ia harus matipun kehormatannya
harus tetap ia perjuangkan.
Donghae yang
mulai kesal karena Luhan masih tetap tidak mau diam akhirnya mendaratkan
pukulannya tepat di pelipis Luhan dan ketika namja itu sudah terlalu lelah ia
menyerah, bukan dalam arti ia pasrah tapi karena kesadarannya yang mulai
hilang. Luhan pingsan.
Donghae yang
tidak mungkin melepaskan kesempatan itu dengan sigap menghentakkan seragam
luhan hingga kancing-kancingnya terlepas dan menampakkan tubuh putih dan mulus
milik namja berambut cokelat ini. Hasratnya untuk sekedar mencicipi kini mulai
bertambah dengan liarnya ia mulai memberikan jejak pada leher Luhan.
Luhan yang
terusik akan sesuatu mulai beransur sadar dan terkejut dengan kondisinya
terlebih ketika ia melihat Donghae yang sedang melepaskan seragam sekolahnya
sendiri dengan masih menindih tubuhnya. Luhan berusaha bangkit agar ia mampu
menyingkirkan tubuh kekar Donghae tapi sayang seluruh tenaganya tidak tersisa
sama sekali, ia lemah, lelah. Yang bisa ia lakukan kini, ketika namja yang ia
kenal itu terlebih lagi bahwa ia adalah kekasih sahabatnya tengah merenggut hal
yang paling berharga miliknya. Ia hanya bisa menangis, sekali lagi, hanya
menagis hanya cara itulah yang dapat ia lakukan.
FlashBack End
Baekhyun membungkam
mulutnya rapat-rapat, buliran air mata sudah bergerombolan keluar sedari tadi,
menatap luka kea rah Luhan yang hanya terdiam dengan tatapan nanar.
“ Luhan,”
panggil baekhyun tanpa maksud apapun, dan selanjutnya ia hanya bisa memeluk
tubuh temannya itu dan menagis di bahu Luhan. “ mianhae…, hiks….” Lirihnya.
Bahkan tidak
perlu mengalami hal yang serupa, cukup dengan memahaminya baekhyun sudah
merasakan luka yang di alami Luhan. ternyata asumsi Luhan yang mengatakan bahwa
dia adalah orang yang seharusnya paling terluka itu benar.
Baekhyun
meregangkan pelukannya dan menatap pilu kea rah Luhan. “ kenapa kau tidak
cerita? Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya? Mengapa kau langsung pergi
begitu saja, Luhan”
“ untuk apa ku
jelaskan? Bukankah kalian semua tau seperti apa Donghae itu, bukankah dia juga
yang membuat Kyungsoo dan Kai bertengkar? Lalu, kenapa sehun lebih percaya
padanya?”
~*you into
my life*~
Kyungsoo mengerutkan keningnya ketika mendapati
bangku kedua temannya masih belum terhuni, padahal bel sebentar lagi akan
berdentang. Ketika ia hendak bertanya pada teman se kelasnya yang lain, Kai
tiba-tiba datang dan langsung menarik tangannya membuat Kyungsoo sedikit
terkejut.
“ wae?” tanya kyungsoo ketika Kai melepaskan
genggamannya
Kai terlihat enggan untuk menyatakan sesuatu, namun
setelah ia menghela nafas yang terdengar cukup berat itu akhirnya ia menatap
kekasihnya dan membuka suara, “ entahlah, Chanyeol mengirimi ku pesan dan
mengatakan mereka berada di studio” kemudian mengangkat bahunya,
Kyungsoo mengakuk, “ kita ke studio sekarang. baekhyun dan Luhan juga tidak ada,
kemungkinan mereka juga berada disana” putus kyungsoo
Kai tampak berfikir sejenak sembari menatap namja
bermata bulat di depannya, “ aku tidak yakin, tapi baiklah, kajja” ujarnya lalu
kembali menarik tangan Kyungsoo.
-
-
-
Di
studio Dance
Chanyeol hanya terdiam
sembari menatap Sehun yang terbaring di sofa, entah ia sedang tertidur atau hanya
sekedar memejamkan matanya. Ada sesuatu hal yang ia pun tidak mengerti mengapa
ia begitu sangat terluka melihat sahabatnya itu. Masalahnya ini adalah Sehun,
namja yang selalu berpikir dewasa di antara mereka bertiga, namja yang selalu
santai dalam hal cinta, tapi kenapa hanya gara-gara seorang luhan ia jadi
kehilangan sosok dirinya yang dulu. Siapa Luhan? mengapa ia begitu sangat
berpengaruh terhadap perubahan Sehun?.
CKLEK
Chanyeol menoleh ketika
mendegar suara pintu berderik, dan di dapatinya Kai dan Kyungsoo yang hanya
terdiam di depan pintu. Ia pun melangkah mendekati kedua namja tersebut dan
mengisyaratkannya untuk membiarkan sehun sendiri di dalam.
“ apa yang terjadi?”
tanya Kyungsoo begitu Chanyeol menutup pintu.
Chanyeol tidak
menjawab, ia hanya menghela nafas.
“ dimana Luhan? “ tanya
nya lagi semakin tidak sabar
Chanyeol menatap tajam
kea rah kyungsoo ketika nama luhan tertangkap indra pendengarnya,
“ mengapa bisa kau
berteman dengan namja seperti dia?” Chanyeol malah balik bertanya
Kyungsoo mengerutkan
keningnya lebih-lebih kai yang sama sekali tidak mengerti dengan topic
pembicaraan mereka.
“ maksudmu?”
Chanyol tersenyum
remeh, “ tanyakan saja padanya” ujarnya sebelum akhirnya ia berlau pergi.
Kyungsoo yang masih
penuh tanda tanya memburu Chanyeol dan segera menahannya.
“ aku tahu, aku ada
disana kemarin, aku tahu bagaimana perasaannya Sehun, tapi Luhan? aku tidak
ingin mengambil kesimpulan dulu sampai aku tau apa perkaranya” ujar kyungsoo
bijak
“ kau tau, Luhan dan
Donghae mempunyai sesuatu hal yang mereka sembunyikan darimu, mungkin itu juga
menjadi penyebab mengapa Donghae meninggalkanmu” final Chanyeol sebelum
akhirnya ia benar-benar melangkah pergi dan mengendarai motor besarnya untuk
pergi dari tempat itu.
Kyungsoo terdiam, setelah
kepergian Chanyeol. Bahkan Kai yang juga ada disana ikut terdiam, karena ada
nama Donghae dalam percakapan itu ia lebih memilih diam. Meskipun ia tidak
mengerti, mengapa, ini masalah sehun tapi kenapa nama namja itu ikut terbawa ke
dalam masalah ini, apa semua ini ada hubungannya? Kyungsoo, Luhan bahkan sehun
dan dirinya terjerat dalam suatu masalah yang kenapa ini semua di latar
belakangi oleh namja bernama Donghae itu.
“ ada apa ini?”
lirihnya, dan meskipun itu terdengar seperti hembusan angin tapi kyungsoo jelas
mendengarnya.
“ aku akan menemui
Luhan” ujar kyungsoo sedikit takut
Kai terdiam, menoleh
tanpa ekspresi tapi akhirnya ia mengangguk juga, “ aku disini menemani sehun”
balasnya
“ Kai, ini bukan
tentang kita, ini masalah Sehun dan Luhan yang entah mengapa ini, membawa
masalalu ku. Jangan pikirkan yang lain” pinta Kyungsoo penuh harap
Kai tersenyum manis,
sangat malah. “ ne, aku percaya. Pergilah, hati-hati”
Kyungsoo mengangguk dan
bergegas pergi.
~*you into
my life*~
TOK! TOK! TOK!
Derap langkah kaki
terburu-buru segera tendengar menyeruak dari dalam rumah.
CKLEK! Pintu terbuka
dan keluarlah seorang yeoja paruh baya yang masih mengenakan celemek yang ia
ikat di pinggang.
“ kyungsoo? Ada apa?”
tanyanya ramah
Kyungsoo tersenyum, “ apa
Luhan ada?”
Eomma luhan menautkan
alisnya, “ tidak, dia sudah berangkat. Kenapa? apa Luhan tidak ada di sekolah?”
tanya eomma luhan jadi panik
Kyungsoo menjadi
gelagapan setelah melihat respon dari eomma Luhan yang justru balik bertanya
padanya, untuk menghindari hal yang ia tidak inginkan, kyungsoo buru-buru
terlihat senormal mungkin. “ah,
tidak. Aku sengaja mampir bermaksud untuk
menjemputnya, ternyata dia berangkat duluan, ya sudah aku pergi dulu.”
Karangnya, lalu menoleh segera.
“kyungsoo!”
panggil eomma Luhan, membuat kyungsoo reflek menoleh
“ne?”
Eomma
luhan terdiam sejenak, “ tolong jaga luhan ,aku khawatir dia menjadi pemurung
lagi seperti dulu”
Terang
eomma
Kyungsoo
mengerutkan keningnya, “ seperti dulu?”
“ne,
saat kelas satu, dia menjadi pendiam dan suka mengurung diri di kamar, saat aku
bertanya ada masalah apa, dia selalu menjawab tidak, tapi aku curiga dia
menyembunyikan sesuatu, apa kau tau sesuatu tentangnya?”
Kyungsoo
menggeleng, “ tidak ada, tapi aku akan mencari tau, aku pergi dulu” pamitnya
lalu bergegas pergi
Semenatar
eomma Luhan masih terus berdiri di ambang pintunnya sembari menatap punggung
kecil milik sahabat anaknya itu.
Kyungsoo,
meraih smart phone dalam saku tas ranselnya. Ia sedikit bingung dengan
penuturan eomma Luhan barusan, karena itulah ia ingin segera mengetahui ada apa
sebenarnya antara Luhan dan donghae, dan kejadian apa yang pernah terjadi pada
Luhan hingga membuatnya menjadi pemurung.
~*you into
my life*~
Sehun memandang
langit-langit ruang studio, hanya memandangnya karena entah kemana pikirannya
saat ini. Dalam manic mata itu, terlihat ruang kosong tanpa gerak dari
pupilnya, nanar hanya itu. Ia terlalu sakit untuk menyelami dukanya saat ini,
padahal hanya terdiam tapi entah mengapa rasa pedih itu jelas terasa nyata. Dengan
sangat pelan ia menyentuh dada bagian kirinya, dan sekali lagi air bening
menetes keluar dari sudut matanya, munafik jika ia tidak mengakui sakit itu.
Dalam diam, ia menangis tanpa suara tapi jika seseorang dapat melihatnya
sekarang maka itu adalah tangisan terpedih yang pernah Sehun tunjukkan.
Kai bersandar pada
pintu, awalnya. Namun hatinya tergerak untuk melihat kondisi Sehun di dalam
sana karena itulah tanpa pikir panjang ia langsung membuka pintu dan mendapati
Sehun terbaring lemah di atas sofa panjang. Kai tertegun, cukup tragis melihat
sahabatnya itu begitu terlukanya.
“ sehun” panggilnya dan
duduk di lantai di depan Sehun terbaring di sofa.
Namja cadel itu menoleh
lemah, dan tersenyum yang baik Kai mau siapa pun yang melihatnya pasti akan tau
bahwa senyuman itu penuh dengan luka.
“ kai” panggilnya
dengan suara parau yang nyaris tak terdengar,
“ aku menyerah”
lanjutnya lagi.
Kai memejamkan mata,
ketika air mata sehun berggerombolan keluar dari mata indahnya.
Jangan lihat kebelakang dan
pergilah
Jangan menemuiku lagi dan teruslah hidup
Karena aku tak menyesal mencintaimu,
Jangan menemuiku lagi dan teruslah hidup
Karena aku tak menyesal mencintaimu,
jadi hanya ambilah kenangan indah
Ku bisa bertahan dalam beberapa cara
Ku bisa berdiri dalam beberapa cara
Kau kan bahagia jika kau seperti ini
Hari demi hari menghilang jauh
Ku bisa bertahan dalam beberapa cara
Ku bisa berdiri dalam beberapa cara
Kau kan bahagia jika kau seperti ini
Hari demi hari menghilang jauh
aku menangis, menangis
Kau segalanya bagiku, katakan selamat tinggal
Kau segalanya bagiku, katakan selamat tinggal
( Big Bang_ Haru-haru)
~*you into
my life*~
Baekhyun
merogoh saku jas sekolahnya ketika ia merasakan benda pipih itu bergetar,
sedikit ragu untuk mengangkat panggilan itu, tapi akhirnya ia putuskan untuk
menerima panggilan yang ternyata dari kyungsoo itu.
“Yeoboseo?........... ne, dia disini. Bersamaku………..
kyungsoo, mungkin sebaiknya kau tanyakan langsung pada Luhan…………. entahlah, di
pihak Se Hun ini mungkin salah Lu Han tapi percayalah Lu Han bukan namja
seperti itu……… aku berada di taman dekat Sekolah, kau dimana?.............
baiklah, jangan lama. ……. Semampuku,……. Annyeong”
Baekhyun melirik Luhan yang ternyata menatapnya.
Tatapan yang seolah menyiratkan bahwa ia tahu siapa yang menelefon Baek Hyun
barusan. Karena itulah ia melangkah mundur perlahan, sambil menatap lirih kea
rah Baek Hyun, dan berbalik.
Baekhyun mulai gelisah, di pandanginya sosok kurus
di depannya, punggung kecilnya yang gemetar, langkah pelannya yang rapuh, ia
tahu bahwa namja itu tengah di selimuti keraguan. Baek hyun masih terdiam,
mengingat bagaimana resahnya chan Yeol
waktu itu, mungkin ia marah dan kesal kepada Lu Han, tapi tidakkah Se Hun masih
sangat mencintai Lu Han? Satu-satunya hal yang dapat membuat ini kembali baik
adalah Lu Han sendiri. Maka itu, jika Baek Hyun justru membiarkan Lu Han pergi
dan mengubur semuanya, maka ini akan berakhir dengan luka, tapi jika ia mampu
meyakinkan Lu Han bahwa semua akan baik-baik saja, pasti ini bukanlah akhirnya.
“ Kajima, sampai Kyung soo datang, aku mohon jangan
pergi..” lirih Baek Hyun pelan,
Lu han tetap melangkah menjauh, bukan karena ia
tidak mengacuhkan perkataan Baek Hyun, tapi karena suara Namja bermarga Byun
itu terlalu pelan hingga Lu Han tidak bisa mendengarnya.
Baek hyun memejamkan matanya.
“ KAJIMA! Jebal, sekali saja. Tolong lindungi
kebahagiaanmu. Jika hari ini segalanya telah berakhir maka kau tidak akan
menemukan kebahagiaan mu lagi!” Tutur
Baek Hyun sukses menghentikan langkah Lu han.
“ kau sudah cukup menderita, sudah cukup terluka,
apa kau tidak lelah? Bukankah kau sangat mencintai Se hun, diakan
kebahagiaanmu? Lalu mengapa kau tidak mempertahankannya…..” ujar Baek Hyun
lagi, tapi kali ini di iringin dengan air matanya.
Sementara itu, namja yang sedang berdiri
membelakangi Baek Hyun menggigit erat bibirnya untuk menahan isakan yang
takutnya akan keluar dari bibirnya yang bergetar hebat. Di matanya mungkin
sudah ribuan air bening bergerombol keluar dari sana, membasahi sempurna wajahnya.
Baek hyun tau, ia bisa melihatnya dengan jelas dari bahu dan punggung Lu Han
yang gemetar, ia menangis.
Dari kejauhan seorang namja berlari menghampiri Lu
Han dan Baekhyun, ia segera memperlambat larinya ketika melihat seorang namja
manis terisak tanpa suara di hadapannya. Ia menatap sendu namja itu.
Lu Han akhirnya menyerah, ia pun luruh ke tanah dan
memeluk lututnya, tangisnya pun akhirnya pecah, dan menangis sepuasnya sembari
memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.
Kyung Soo terdiam.
~*you into
my life*~
Tirai itu bergerak lembut di terpa angin pagi yang
segar, seorang namja yang terbaring di atas kasurnya menatap nanar kain lembut
berwarna kuning itu. Lu Han, sudah sejak dari kemarin ia tidak pernah
meninggalkan kamarnya, sejak ia pulang setelah bertemu dengan Kyung Soo di
belakang sekolah dan mengisahkan kejadian pedih yang di alaminya dua tahun yang
lalu. Dari akhir cerita yang panjang itu, ia melihat luka di mata namja yang
telah menjadi sahabatnya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar itu.
Flash Back
sebuah tamparan sukses mendarat di
pipi Lu han dari jari-jari kurus milik Kyung Soo yang melemah, tamparan biasa
yang tidak menghasilkan apa-apa. Namja bermarga Do itu membanjiri wajahnya
dengan gerombolan air mata yang terjun bebas dari tempatnya. Lu Han membisu
menatap wajah sahabatnya itu.
“ wae?!” kata itu keluar tanpa ada
suara pengiring yang memperdengarkan kata dari mulut Kyung Soo. “ Neo Babo?!!!!” seraknya.
Lu han masih terdiam sembari
memegangi bibirnya yang gemetar.
Kyung Soo mengusap air mata yang memenuhi wajahnya,
sembari tertunduk ia membuka suara, “ Ka! KADA!!!!” teriaknya. Kedua bahunya
gemetar, ia kepalkan kedua tangannya dan mengangkat kepala dan kembali menagis.
“ Pergi Kau, Orang Bodoh!” tegasnya dingin.
Flash Back End
Lu Han PoV
“ Ka?”
Jika aku pergi, Se Hun pasti akan baik-baik saja.
Dan aku, juga pasti akan baik-baik saja?.
“ Lu Han? Tidak bisakah kau menceritakan masalahmu pada
ibu?”
Aku mengangkat kepala ketika
mendengar suara gemetar milik ibuku, ku pejamkan mata dan sedikit merasa dingin
ketika air mata kembali menetes di sudut mataku. Aku sungguh menyesal, telah
membuat banyak orang terluka karenaku. Mungkin, Kyung Soo benar, mungkin aku
harus pergi dan meninggalkan tempat ini, pergi sejauh mungkin agar tidak ada
satupun dari mereka yang akan terluka.
“Tolong lindungi kebahagiaanmu. Jika
hari ini segalanya telah berakhir maka kau tidak akan menemukan kebahagiaan mu
lagi”
“ aku, harus melindungi…..kebahagiaanku”
Aku bangkit dari tempat tidurku dan berjalan pelan
menuju pintu,
“kau benar
baek Hyun, aku harus melindungunya, melindungi…..”
Aku memutar kenop pintu, “ melindungi kalian semua”
finalku.
Lu Han PoV End
~*you into
my life*~
Kyung
Soo membaringkan kepalanya di atas meja sembari menatap sendu ke bangku kosong
milik Lu Han. Pagi masih lengang, beberapa siswapun baru sepersekian yang
datang, tapi entah mengapa hari ini Kyung Soo ingin tiba lebih awal, berharap
sahabatnya akan datang kesekolah sepagi ini meskipun ia sendiri tidak yakin.
Siapakah
dia? Malaikatkah, atau justru orang bodoh?
Tes,
Air
bening itu keluar begitu saja ketika Kyung Soo mengingat kembali saat-saat
buruk yang pernah Lu Han alami demi sebuah ancaman omong kosong yang di
teriakkan Dong Hae padanya.
“
bodohkah kamu, biar bagaimanapun, mau sampai kapanpun ia tidak akan berani
membunuhku…..” lirihnya dengan bibir
bergetar.
Getaran
bibir itu semakin kuat dan memaksanya untuk membenamkan wajah di antara lipatan
tangannya.
“
bodohkah kamu, Lu Han”
~*you into
my life*~
Yeoja Paruh baya itu
meneteskan air matanya begitu melihat anaknya keluar dari kamarnya. Tapi hal
yang sebaliknya justru Lu Han tersenyum dan meraih tubuh eommanya dan
memeluknya dengan erat.
“ eomma…. aku ingin
kembali ke Beijing”
Mata eomma Lu han
melebar dan segera merenggangkan pelukannya agar ia bisa melihat keseriusan
anaknya mengatakan hal itu.
“ apa kau yakin?
bagaimana dengan sekolahmu? Apa kau tidak akan merasa kesulitan disana? ….”
Tanyanya beruntun.
“ eomma! aku pasti akan
baik-baik saja, lagi pula disanakan ada Halmoeni”. Sahut Lu Han.
“ kau yakin, kau akan
bahgaia disana?” tanya eommanya lagi mencoba meyakinkan anak satu-satunya itu.
“ aku yakin, aku pasti
akan bahagia eomma” sahut Lu han mantap.
Eomma Lu han menghela,
dan mencoba tersenyum. “ baiklah, tapi kau harus janji satu hal, jangan pernah
merahasiakan apapun lagi padaku”
Lu Han tersenyum
sembari mengangguk, “ yagsok!” tuturnya dan kembali memeluk eommanya.
Ia mungkin bisa
tersenyum saat ini, tapi jauh di dalam hatinya ia meronta dan mengatakan tidak
bisa. Seoul, dimana ia bertemu dengan Kyung Soo dan menemukan seseorang yang
benar-benar ia cintai, tapi tempat ini juga telah menjadi sejarah buruk
baginya, hingga merusak semua kebahagiaannya. Dan satu-satunya jalan untuk
mengembalikan semuanya, adalah meninggalkan tempat ini, meninggalkan Negara
kelahiran ayahnya.
“ eomma” Lu han
melepaskan pelukannya, “ aku lapar” poutnya.
Eomma Lu Han tersenyum,
“ kau mau makan apa, biar eomma buatkan”
“ apa saja, aku pasti
akan memakannya”
“ baiklah, tunggu
sebentar, ya”
Lu Han mengangguk.
Tapi senyum itu kembali
mendatar ketika punggung ibunya tidak terliaht lagi, “mianhae” sesalnya dalam
bisikan. Ia memutar tubuh dan kembali masuk ke kamarnya, tidak lagi mengurung
diri karena sekarang ia sudah bertekad akan melupakan segalanya dan mencoba
memulai hari-hari baru.
~*you into
my life*~
Bel listrik berbunyi
panjang menandakan kegiatan belajar mengajar hari ini telah usai, Baek Hyun
menghela sembari berdiri dari bangkunya setelah menyusun beberapa buku ke dalam
tasnya. Mata indahnya melirik namja di sampingnya, Kyung Soo yang pergi begitu saja
tanpa mengucapkan sedikit kata-kata pada Baek Hyun atau hanya sekedar tersenyum
padanhya.
“ Kyung Soo-ah” panggil Baek Hyun dan mempercepat langkahnya.
Namja bermata bulat itu
menoleh.
Baek Hyun tersenyum, “
mau menemaniku membeli bubble tea?” sembari
menggandeng tangan Kyung Soo.
Kyung Soo buru-buru
melepaskan tangan Baek Hyun dari lengannya, “ mianhae, tapi aku harus segera
pulang” sesal Kyung soo
“ oh.. Ne…” kecewa Baek
Hyun
“ Mianhae..”
“ ah.. Gwenchana, aku
hanya mengkhawatirkanmu.” Sahut Baek Hyun
“ aku tidak apa-apa….
hanya sedang memikirkan Lu Han.” Tutur Kyung Soo
Baek Hyun terdiam
melihat kesedihan di wajah manis namja di depannya ini, ia mengangkat tangannya
dan menyentuh bahu Kyung Soo sembari tersenyum.
Kyung Soo mengankat kepalanya
dan menatap Baek Hyun, tatapan dan senyuman itu seolah menyiratkan maksud bahwa
‘semuanya akan baik-baik saja’. Seperti sebuah sugesti Kyung Soo pun ikut
tersenyum.
~*you into
my life*~
Kai mengerutkan
keningnya, ketika Kyung soo memintanya untuk pergi ke suatu tempat dan itu
bukan rumahnya. Ini tidak biasa, karena namja itu sudah menadapat lampu kuning
dari orang tuanya dan melarangnya kemana-mana sepulang sekolah, kecuali ada
kegiatan sekolah.
“ kau yakin? bagaimana
kalau nanti orang tua mu marah?” tanya kai.
Sebenarnya ia tidak
takut kalau sampai ayah Kyung Soo memarahinya, dia hanya takut kalau keputusan
akhir dari omelan panjang ayahnya adalah memisahkan keduanya dan demi apapun
Kai pasti tidak akan rela.
“ aku akan mengatakan
yang sebenarnya.” Jawab Kyung Soo enteng.
Kai melebarkan matanya.
“ aku akan mengatakan
kalau aku kerumah Lu Han.” Jawab Kyung soo lagi.
Kyung Soo masih terdiam
ketika ia naik ke atas motor Kai dan mengenakan helm nya sendiri, semenatra Kai
terus saja memperhatikannya.
“ kajja” ujar Kyung
Soo.
~*you into
my life*~
Eomma lu Han meletakkan
SmartPhonenya d atas meja setelah
mengakhiri sambungan telepon dengan suminya yang saat ini masih berada di luar
kota dalam tugas kantornya. Yeoja itu menghela berat, tanggapan ayah Lu han
berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya ia harapkan.
“
apa itu yang ia inginkan?”
“
ne,”
“
ia yakin dengan keputusannya?”
“
ne”
“
kalau begitu biarkan ia pergi.”
“
tapi!”
“
ia sudah memilih bukan? Lagi pula Lu Han sudah dewasa biarkan ia memilih
jalannya sendiri, anak seusia dia kalau di larang nanti akan berbuat brutal,
cina juga bukan tempat asing baginya, jadi biarkan ia pergi.”
“
ya sudah”
Tok
Tok Tok
Eomma Lu han menoleh
ketika mendengar suara pintu utama terketuk oleh seseorang, dengan segera ia
pun melangkah menuju pintu.
Cklek!
“annyeong hasimnika,
ommonim?” Sapa Kyung Soo begitu pintu terbuka lebar.
Eomma Lu Han melebarkan
matanya melihat sosok namja imut di depannya, sedetik kemudian iapun tersenyum
menyambut teman baik anaknya itu.
“ Kyung Soo! Tumben
mampir kesini, kau tidak takut di marahi ayahmu?” tanya wanita itu masih dengan
senyuman manis yang melekat di bibirnya.
Kyung Soo menggeleng.
“ ayo masuk” ajak eomma
Lu han sebari merangkul Kyung soo dan menuntunnya masuk ke dalam rumahnya yang
bersahaja itu.
Kyung soo menoleh
kemana-mana dengan sedikit pelan, sehingga ia tidak ketahuan eomma Lu han. Mata
bulatnya mencari sosok Lu han dalam setiap ruang di rumah itu tapi nihil, namja
itu tetap tidak tertangkap indera penglihatnya.
“ amonim, Lu Han ada?’
tanyanya kemudian.
Eomma Lu han
menggeleng, “ dia keluar”
Kyung Soo membulatkan
matanya,” keluar! Kemana?!”
Eomma Lu Han menunduk,
memikirkan kata-kata apa yang akan ia lontarkan pada Kyung Soo. Sementara namja
pemilik mata bulat it uterus menantikan jawaban dari eomma Lu han, ia terus saja memperhatikan yeoja
paruh baya itu.
“ kau tau apa yang
sedang terjadi pada Lu Han? Dan kau pasti tau mengapa ia memilih jalan ini.”
Sahut eomma Luhan.
Kyung Soo mengerutkan
keningnya, “ maksudnya?”
“ Lu Han……., dia akan
ke Beijing, besok”
Kyung Soo melebarkan
diameter matanya, kaget tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari
mulut Eomma Lu han.
‘Beijing?’
“ Kyung Soo?” suara itu
langsung membuat kedua mahkuk Tuhan yang berada di ruang tengah itu menoleh.
Kyung Soo membulatkan
matanya yag memang sudah bulat ketika namja yang ia kenal berdiri di
hadapannya.
“ Lu Han! Kau…… “
TBC_