Kamis, 14 November 2013

[FF Kyomina] You Into My Life (Angel) Chap 4



[ FF EXO ] You Into My Life (ANGEL) |EXO COUPLE



Fanfiction
Tittle  :
You Into My Life ( Angel )
Author  :
@Kyo Mi Na
Main Cast  :
-        Park Chanyeol
-        Byun Baekhyun
-        Oh Sehun
-        Xi Luhan
-        Kim Jong In ( Kai )
-        Do Kyungsoo
-        Kris ( Park Yi Fan )
-        Lee Donghae ( maaf yang di dalam cerita ini saya nistakan)

Type  :
Chapter

Genre  :
Yaoi, romance (?) , Friendship



Mohon maaf jika ada kesamaan cerita yang bisa saya pastikan itu hanya kebetulan semata, karena FF ini murni dari hasil pemikiran Saya sendiri.

Perhatian!! Sebelum membaca FF ini ada baiknya readersdeul membaca FF sebelumnya, YIML chapter……, karena author takut ntar kalian jadi bingung, ini disebabkan karena lamanya jeda pemostingan antara chapter sebelumnya dengan chapter ini. Maaf, mungkin kapasitas otak saya saat itu sedang error jadi di perlukan penginstalan, #apadeh_bahasanya gak karuan.

Ya udah, dari pada kalian tambah bingung mending baca FF ini segera….,


You Into My Life
Chapter






Author PoV

Luhan terus berlari tanpa menghiraukan teriakan Baekhyun yang masih mengejarnya, hingga ketika ia tiba di sebuah jembatan yang tidak begitu panjang, akhirnya ia berhenti.  Baekhyun sempat bernafas lega, tapi ketika ia menangkap gerak gerik lain dari Luhan, ia semakin mempercepat kakinya berlari. Namja manis itu terlihat kacau, entah apa yang ada di dalam pikirannya ketika ia memanjat sisi jembatan dan merentangkan tangannya bahkan sudah siap untuk terjun bebas dari atas sana. Mungkin kalau baekhyun tidak sigap untuk menahan dan membawanya kembali memijak aspal jembatan namja itu mungkin sudah menghantam batu sungai yang besar di bawah.

“ KAU GILA!!!” maki Baekhyun dengan merengkuh kedua bahu kecil Luhan. sementara Luhan hanya terisak.
Pedih, hanya ada satu hal itu yang tertangkap oleh Baekhyun pada manik  mata namja yang berada di depannya ini. Ia menarik luhan mendekat ke arahnya dan memeluk namja yang mungkin tersiksa batin ini. Ia tidak tau dengan jelas apa yang terjadi, meskipun sebenarnya ia bisa menangkap dengan jelas apa yang di ucapkan oleh Sehun beberapa waktu lalu. Tapi itu masih bukanlah bukti yang cukup, tidak adil  jika ia pun menghakimi Luhan dan memvonisnya salah. 

“ cerita yang sebenarnya, katakan apa yang aku dengar itu  bukanlah yang terjadi, katakan bahwa cahaya itu  masih utuh, katakan Luhan! dan jangan kecewakan aku..” tegas Baekhyun
Dan itu semakin membuat Luhan terisak lebih  pilu,  cukup dengan air mata itu, cukup dengan isakan itu. Baekhyun bukan orang bodoh yang pura-pura tidak mengetahui makna yang berada di sana, dan karena itulah, ia memejamkan matanya erat. Mencoba merasakan sakit Luhan melalui suara pilu yang terus keluar dari mulutnya.

“ itu benar” baekhyun membuka matanya, dan menatap Luhan dengan ekspresi datar, lalu menghempaskan tubuh Luhan. “ aku kecewa, kau mengecewakan Sehun, kau mengecewakan kami semua, Luhan, sadar kah ? kau lebih dari sekedar musuh dalam selimut, sosok apa yang bersembunyi di balik wajah tanpa dosamu ini? Hah…, !!! Luhan_ “
“ NE!! aku memang seperti itu, aku memang rendah, maka pergilah!! Jauhi aku!! Bahkan kau, kau tidak mengerti baekhyun, kalian semua hanya bisa mencaci, hanya memandangku sebelah mata, tanpa tau tentang posisiku yang sebenarnya. Orang yang seharusnya paling kecewa, yang paling terluka itu SEHARUSNYA AKU!!! Aku baekhyun” rintihnya sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.  
Baekhyun mengernyitkan alisnya, “ aku memang tidak mengerti, karena itu jelaskan semuanya” ujar baekhyun dengan nada tenang
“kau tidak akan mengerti”
“karena itu, buat aku mengerti!” desak baekhyun
Luhan menatap baekhyun, lekat, penuh maksud yang tersirat begitu menyedihkan, haruskah ia membukanya kembali, peristiwa pahit yang merenggut sebagian hidupnya itu?



Flash Back

Sore ini Luhan tidak langsung pulang kerumah setelah kegiatan belajar mengajar usai, bukan tanpa alasan mengapa ia betah berada di ruang seni itu. Ini karena teman-teman kelasnya yang membuat keributan saat jam pelajaran music beberapa jam yang lalu, dan tidak menyimpan alat music dengan baik, hingga dampaknya luhanlah yang harus membereskan semuanya karena hari ini memanglah jadwal piketnya dan sialnya kedua temannya yang juga sejadwal dengannya sudah pulang sedari tadi tanpa sepengetahuannya, ya seperti biasa luhan hanya bisa menghela nafas sambil mengelus dada.
“lagi-lagi aku”  umpatnya, namun itu hanya sekedar di bibir karena nyatanya ia pun menggerakkan jemarinya untuk membereskan beberapa alat music yang masih berada di atas meja, buku-buku not, dan juga beberapa keping kaset.

CKLEK
Luhan menoleh kekita mendengar suara pintu berderik, disana berdiri seorang namja dengan tinggi rata-rata, rambut hitam agak panjang hampir sebahu, namja yang sangat di populerkan di sekolahnya itu kini tengah berada tetap di depan pintu sambil membelakanginya. Namja yang ia ketahui adalah kekasih sahabatnya itu, kyungsoo.

“ Do-donghae hyung?” tebaknya,
Namja itu pun berbalik sembari menampakkan senyum nya yang menggoda.
“ kau sendirian?” tanyanya sembari berjalan mendekati Luhan
Luhan mengagguk, “ ne, teman-temanku yang seharusnya ikut membantu sudah pulang dari tadi” adunya sembari menunjukkan wajah kesalnya.
Donghae tersenyum, “ mau aku bantu?” tawarnya sembari melayangkan jari-jarinya untuk menyentuh pipi mulus luhan.
Tentu saja Luhan terkejut dengan tindakan seunbaenya itu, karena itulah sebagai bentuk penolakannya ia mundur selangkah. Tapi Donghae jelas melihat kegelisahan dimata namja mungil di depannya itu, dengan pikiran nakalnya ia justru semakin melangkah mendekati luhan dan membuat namja itu semakin terpojok. “ dimana, Kyungsoo?” karena merasa dirinya sudah terpojok, Luhan berusaha keras menepis segala tindakan Donghae termasuk dengan cara menanyakan keberadaan kekasih namja bermarga Lee itu.
Donghae mengerut dan memeringkan kepalanya, “ kyungsoo? Aku sudah mengantarnya pulang,” ia terdiam sejenak sembari mengamati manic mata Luhan yang bergerak tidak konstan, “ kau khawatir? Tenanglah dia tidak akan tau?” lanjutnya sembari mengelus rambut Luhan.
Luhan kembali mundur kebelakang hingga punggungnya menyentuh dinding, dan itu justru dimanfaatkan oleh Donghae. Dengan gerakan cepat ia mengurung Luhan dengan kedua tangan ia tapakkan di dinding masig-masing tepat berada di samping telinga Luhan.
“ andwe!! Hyung ku bilang jangan!” tolak Luhan tegas sembari menatap tajam tepat ke manic mata Donghae.  
“ wae? Aku pikir kau menyukaiku?” tanyanya dengan wajah sengaja di buat memelas
“ aku lebih menyukai sahabatku, lagi pula aku hanya mengagumimu sama seperti siswa yang lain, tidak lebih. Jadi jangan berpikir yang macam-macam.” Tegas nya lagi
“ kalau aku mengaharapkan yang lebih?” tantang Donghae yang kini mulai mendekatkan wajahnya pada leher jenjang Luhan.
“ Andwae!! Kau kekasih sahabatku!” teriak luhan sembari mendorong tubuh Donghae hingga membentur meja dan hampir membuatnya terjatuh kelantai.
“ SIALAN!” geramnya sembari bangkit dan menarik tubuh kecil Luhan dan dibaringkannya ke atas meja.
“ andwe, andwe, andwe hyung…,jebal…” rintihnya sambil menahan tubuh Donghae yang menindihnya
“ DIAM!! DIAM ATAU AKU AKAN MEMBUNUH KYUNGSOO!!” ancaman donghae sukses membuat tubuh Luhan membeku, dengan gemetarnya ia menatap horor kea rah donghae
“ aku akan  membunuhnya, kau tidak mau kyungsoo terbunuhkan? Bukankah kau sangat menyayangi sahabatmu itu? Jadi diamlah, bodoh” ujarnya sembari menyentil dengan kasar kening Luhan.
Jemari Donghae mulai bergerak liar melepas kancing seragam Luhan, namun namja manis itu masih berusaha keras untuk tetap memperjuangkan miliknya. Dengan kemampuan yang di punyanya ia terus menahan tangan, kepala bahkan tubuh Donghae yang seakan ingin memangsanya dengan rakus.
PLAK!
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kiri Luhan, tangannya yang berada di dada Donghae secara otomatis terjatuh dengan lemas. Melihat ada peluang Donghae kembali melakukan aksinya tapi Luhan pun tidak hanya sampai disitu, bukan hanya karena di tampar sekali ia sudah menyerah, karena itulah ia kembali berusaha melawan semampu yang ia bisa, tapi
PLAK!
Kembali donghae menghadiahkannya tamparan keras dipipi luhan yang kali ini berbekas merah bahkan di bibir luhan sampai mengeluarkan darah. Luhan sadar kondisinya mulai melemah, tapi ini belum berakhir bahkan sampai ia harus matipun kehormatannya harus tetap ia perjuangkan.
Donghae yang mulai kesal karena Luhan masih tetap tidak mau diam akhirnya mendaratkan pukulannya tepat di pelipis Luhan dan ketika namja itu sudah terlalu lelah ia menyerah, bukan dalam arti ia pasrah tapi karena kesadarannya yang mulai hilang. Luhan pingsan.
Donghae yang tidak mungkin melepaskan kesempatan itu dengan sigap menghentakkan seragam luhan hingga kancing-kancingnya terlepas dan menampakkan tubuh putih dan mulus milik namja berambut cokelat ini. Hasratnya untuk sekedar mencicipi kini mulai bertambah dengan liarnya ia mulai memberikan jejak pada leher Luhan.
Luhan yang terusik akan sesuatu mulai beransur sadar dan terkejut dengan kondisinya terlebih ketika ia melihat Donghae yang sedang melepaskan seragam sekolahnya sendiri dengan masih menindih tubuhnya. Luhan berusaha bangkit agar ia mampu menyingkirkan tubuh kekar Donghae tapi sayang seluruh tenaganya tidak tersisa sama sekali, ia lemah, lelah. Yang bisa ia lakukan kini, ketika namja yang ia kenal itu terlebih lagi bahwa ia adalah kekasih sahabatnya tengah merenggut hal yang paling berharga miliknya. Ia hanya bisa menangis, sekali lagi, hanya menagis hanya cara itulah yang dapat ia lakukan.

FlashBack End

Baekhyun membungkam mulutnya rapat-rapat, buliran air mata sudah bergerombolan keluar sedari tadi, menatap luka kea rah Luhan yang hanya terdiam dengan tatapan nanar.
“ Luhan,” panggil baekhyun tanpa maksud apapun, dan selanjutnya ia hanya bisa memeluk tubuh temannya itu dan menagis di bahu Luhan. “ mianhae…, hiks….” Lirihnya.
Bahkan tidak perlu mengalami hal yang serupa, cukup dengan memahaminya baekhyun sudah merasakan luka yang di alami Luhan. ternyata asumsi Luhan yang mengatakan bahwa dia adalah orang yang seharusnya paling terluka itu benar.
Baekhyun meregangkan pelukannya dan menatap pilu kea rah Luhan. “ kenapa kau tidak cerita? Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya? Mengapa kau langsung pergi begitu saja, Luhan”
“ untuk apa ku jelaskan? Bukankah kalian semua tau seperti apa Donghae itu, bukankah dia juga yang membuat Kyungsoo dan Kai bertengkar? Lalu, kenapa sehun lebih percaya padanya?”



~*you  into  my  life*~

Kyungsoo mengerutkan keningnya ketika mendapati bangku kedua temannya masih belum terhuni, padahal bel sebentar lagi akan berdentang. Ketika ia hendak bertanya pada teman se kelasnya yang lain, Kai tiba-tiba datang dan langsung menarik tangannya membuat Kyungsoo sedikit terkejut.
“ wae?” tanya kyungsoo ketika Kai melepaskan genggamannya
Kai terlihat enggan untuk menyatakan sesuatu, namun setelah ia menghela nafas yang terdengar cukup berat itu akhirnya ia menatap kekasihnya dan membuka suara, “ entahlah, Chanyeol mengirimi ku pesan dan mengatakan mereka berada di studio” kemudian mengangkat bahunya,
Kyungsoo mengakuk, “ kita ke studio sekarang.  baekhyun dan Luhan juga tidak ada, kemungkinan mereka juga berada disana” putus kyungsoo
Kai tampak berfikir sejenak sembari menatap namja bermata bulat di depannya, “ aku tidak yakin, tapi baiklah, kajja” ujarnya lalu kembali menarik tangan Kyungsoo.
-
-
-
Di studio Dance

Chanyeol hanya terdiam sembari menatap Sehun yang terbaring di sofa, entah ia sedang tertidur atau hanya sekedar memejamkan matanya. Ada sesuatu hal yang ia pun tidak mengerti mengapa ia begitu sangat terluka melihat sahabatnya itu. Masalahnya ini adalah Sehun, namja yang selalu berpikir dewasa di antara mereka bertiga, namja yang selalu santai dalam hal cinta, tapi kenapa hanya gara-gara seorang luhan ia jadi kehilangan sosok dirinya yang dulu. Siapa Luhan? mengapa ia begitu sangat berpengaruh terhadap perubahan Sehun?.

CKLEK

Chanyeol menoleh ketika mendegar suara pintu berderik, dan di dapatinya Kai dan Kyungsoo yang hanya terdiam di depan pintu. Ia pun melangkah mendekati kedua namja tersebut dan mengisyaratkannya untuk membiarkan sehun sendiri di dalam.
“ apa yang terjadi?” tanya Kyungsoo begitu Chanyeol menutup pintu.
Chanyeol tidak menjawab, ia hanya menghela nafas.
“ dimana Luhan? “ tanya nya lagi semakin tidak sabar
Chanyeol menatap tajam kea rah kyungsoo ketika nama luhan tertangkap indra pendengarnya,
“ mengapa bisa kau berteman dengan namja seperti dia?” Chanyeol malah balik bertanya
Kyungsoo mengerutkan keningnya lebih-lebih kai yang sama sekali tidak mengerti dengan topic pembicaraan mereka.
“ maksudmu?”
Chanyol tersenyum remeh, “ tanyakan saja padanya” ujarnya sebelum akhirnya ia berlau pergi.
Kyungsoo yang masih penuh tanda tanya memburu Chanyeol dan segera menahannya.
“ aku tahu, aku ada disana kemarin, aku tahu bagaimana perasaannya Sehun, tapi Luhan? aku tidak ingin mengambil kesimpulan dulu sampai aku tau apa perkaranya” ujar kyungsoo bijak
“ kau tau, Luhan dan Donghae mempunyai sesuatu hal yang mereka sembunyikan darimu, mungkin itu juga menjadi penyebab mengapa Donghae meninggalkanmu” final Chanyeol sebelum akhirnya ia benar-benar melangkah pergi dan mengendarai motor besarnya untuk pergi dari tempat itu.
Kyungsoo terdiam, setelah kepergian Chanyeol. Bahkan Kai yang juga ada disana ikut terdiam, karena ada nama Donghae dalam percakapan itu ia lebih memilih diam. Meskipun ia tidak mengerti, mengapa, ini masalah sehun tapi kenapa nama namja itu ikut terbawa ke dalam masalah ini, apa semua ini ada hubungannya? Kyungsoo, Luhan bahkan sehun dan dirinya terjerat dalam suatu masalah yang kenapa ini semua di latar belakangi oleh namja bernama Donghae itu.
“ ada apa ini?” lirihnya, dan meskipun itu terdengar seperti hembusan angin tapi kyungsoo jelas mendengarnya.
“ aku akan menemui Luhan” ujar kyungsoo sedikit takut
Kai terdiam, menoleh tanpa ekspresi tapi akhirnya ia mengangguk juga, “ aku disini menemani sehun” balasnya
“ Kai, ini bukan tentang kita, ini masalah Sehun dan Luhan yang entah mengapa ini, membawa masalalu ku. Jangan pikirkan yang lain” pinta Kyungsoo penuh harap
Kai tersenyum manis, sangat malah. “ ne, aku percaya. Pergilah, hati-hati”
Kyungsoo mengangguk dan bergegas pergi.


~*you  into  my  life*~


TOK! TOK! TOK!
Derap langkah kaki terburu-buru segera tendengar menyeruak dari dalam rumah.
CKLEK! Pintu terbuka dan keluarlah seorang yeoja paruh baya yang masih mengenakan celemek yang ia ikat di pinggang.
“ kyungsoo? Ada apa?” tanyanya ramah
Kyungsoo tersenyum, “ apa Luhan ada?”
Eomma luhan menautkan alisnya, “ tidak, dia sudah berangkat. Kenapa? apa Luhan tidak ada di sekolah?” tanya eomma luhan jadi panik
Kyungsoo menjadi gelagapan setelah melihat respon dari eomma Luhan yang justru balik bertanya padanya, untuk menghindari hal yang ia tidak inginkan, kyungsoo buru-buru terlihat senormal mungkin. “ah, tidak. Aku sengaja mampir bermaksud untuk  menjemputnya, ternyata dia berangkat duluan, ya sudah aku pergi dulu.” Karangnya, lalu menoleh segera.
“kyungsoo!” panggil eomma Luhan, membuat kyungsoo reflek menoleh
“ne?”
Eomma luhan terdiam sejenak, “ tolong jaga luhan ,aku khawatir dia menjadi pemurung lagi seperti dulu”
Terang eomma
Kyungsoo mengerutkan keningnya, “ seperti dulu?”
“ne, saat kelas satu, dia menjadi pendiam dan suka mengurung diri di kamar, saat aku bertanya ada masalah apa, dia selalu menjawab tidak, tapi aku curiga dia menyembunyikan sesuatu, apa kau tau sesuatu tentangnya?”
Kyungsoo menggeleng, “ tidak ada, tapi aku akan mencari tau, aku pergi dulu” pamitnya lalu bergegas pergi
Semenatar eomma Luhan masih terus berdiri di ambang pintunnya sembari menatap punggung kecil milik sahabat anaknya itu.
Kyungsoo, meraih smart phone dalam saku tas ranselnya. Ia sedikit bingung dengan penuturan eomma Luhan barusan, karena itulah ia ingin segera mengetahui ada apa sebenarnya antara Luhan dan donghae, dan kejadian apa yang pernah terjadi pada Luhan hingga membuatnya menjadi pemurung.



~*you  into  my  life*~


Sehun memandang langit-langit ruang studio, hanya memandangnya karena entah kemana pikirannya saat ini. Dalam manic mata itu, terlihat ruang kosong tanpa gerak dari pupilnya, nanar hanya itu. Ia terlalu sakit untuk menyelami dukanya saat ini, padahal hanya terdiam tapi entah mengapa rasa pedih itu jelas terasa nyata. Dengan sangat pelan ia menyentuh dada bagian kirinya, dan sekali lagi air bening menetes keluar dari sudut matanya, munafik jika ia tidak mengakui sakit itu. Dalam diam, ia menangis tanpa suara tapi jika seseorang dapat melihatnya sekarang maka itu adalah tangisan terpedih yang pernah Sehun tunjukkan.

Kai bersandar pada pintu, awalnya. Namun hatinya tergerak untuk melihat kondisi Sehun di dalam sana karena itulah tanpa pikir panjang ia langsung membuka pintu dan mendapati Sehun terbaring lemah di atas sofa panjang. Kai tertegun, cukup tragis melihat sahabatnya itu begitu terlukanya.

“ sehun” panggilnya dan duduk di lantai di depan Sehun terbaring di sofa.
Namja cadel itu menoleh lemah, dan tersenyum yang baik Kai mau siapa pun yang melihatnya pasti akan tau bahwa senyuman itu penuh dengan luka.
“ kai” panggilnya dengan suara parau yang nyaris tak terdengar,
“ aku menyerah” lanjutnya lagi.
Kai memejamkan mata, ketika air mata sehun berggerombolan keluar dari mata indahnya.

Jangan lihat kebelakang dan pergilah
Jangan menemuiku lagi dan teruslah hidup
 Karena aku tak menyesal mencintaimu,
 jadi hanya ambilah kenangan indah
 Ku bisa bertahan dalam beberapa cara
Ku bisa berdiri dalam beberapa cara
 Kau kan bahagia jika kau seperti ini
 Hari demi hari menghilang jauh
aku menangis, menangis
Kau segalanya bagiku, katakan selamat tinggal

( Big Bang_ Haru-haru)

~*you  into  my  life*~

Baekhyun merogoh saku jas sekolahnya ketika ia merasakan benda pipih itu bergetar, sedikit ragu untuk mengangkat panggilan itu, tapi akhirnya ia putuskan untuk menerima panggilan yang ternyata dari kyungsoo itu.


“Yeoboseo?........... ne, dia disini. Bersamaku……….. kyungsoo, mungkin sebaiknya kau tanyakan langsung pada Luhan…………. entahlah, di pihak Se Hun ini mungkin salah Lu Han tapi percayalah Lu Han bukan namja seperti itu……… aku berada di taman dekat Sekolah, kau dimana?............. baiklah, jangan lama. ……. Semampuku,……. Annyeong”
Baekhyun melirik Luhan yang ternyata menatapnya. Tatapan yang seolah menyiratkan bahwa ia tahu siapa yang menelefon Baek Hyun barusan. Karena itulah ia melangkah mundur perlahan, sambil menatap lirih kea rah Baek Hyun, dan berbalik.

Baekhyun mulai gelisah, di pandanginya sosok kurus di depannya, punggung kecilnya yang gemetar, langkah pelannya yang rapuh, ia tahu bahwa namja itu tengah di selimuti keraguan. Baek hyun masih terdiam, mengingat bagaimana resahnya  chan Yeol waktu itu, mungkin ia marah dan kesal kepada Lu Han, tapi tidakkah Se Hun masih sangat mencintai Lu Han? Satu-satunya hal yang dapat membuat ini kembali baik adalah Lu Han sendiri. Maka itu, jika Baek Hyun justru membiarkan Lu Han pergi dan mengubur semuanya, maka ini akan berakhir dengan luka, tapi jika ia mampu meyakinkan Lu Han bahwa semua akan baik-baik saja, pasti ini bukanlah akhirnya.

“ Kajima, sampai Kyung soo datang, aku mohon jangan pergi..” lirih Baek Hyun pelan,

Lu han tetap melangkah menjauh, bukan karena ia tidak mengacuhkan perkataan Baek Hyun, tapi karena suara Namja bermarga Byun itu terlalu pelan hingga Lu Han tidak bisa mendengarnya.
Baek hyun memejamkan matanya.

“ KAJIMA! Jebal, sekali saja. Tolong lindungi kebahagiaanmu. Jika hari ini segalanya telah berakhir maka kau tidak akan menemukan kebahagiaan mu lagi!” Tutur  Baek Hyun sukses menghentikan langkah Lu han.

“ kau sudah cukup menderita, sudah cukup terluka, apa kau tidak lelah? Bukankah kau sangat mencintai Se hun, diakan kebahagiaanmu? Lalu mengapa kau tidak mempertahankannya…..” ujar Baek Hyun lagi, tapi kali ini di iringin dengan air matanya.

Sementara itu, namja yang sedang berdiri membelakangi Baek Hyun menggigit erat bibirnya untuk menahan isakan yang takutnya akan keluar dari bibirnya yang bergetar hebat. Di matanya mungkin sudah ribuan air bening bergerombol keluar dari sana, membasahi sempurna wajahnya. Baek hyun tau, ia bisa melihatnya dengan jelas dari bahu dan punggung Lu Han yang gemetar, ia menangis.

Dari kejauhan seorang namja berlari menghampiri Lu Han dan Baekhyun, ia segera memperlambat larinya ketika melihat seorang namja manis terisak tanpa suara di hadapannya. Ia menatap sendu namja itu.

Lu Han akhirnya menyerah, ia pun luruh ke tanah dan memeluk lututnya, tangisnya pun akhirnya pecah, dan menangis sepuasnya sembari memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.

Kyung Soo terdiam.



~*you  into  my  life*~

Tirai itu bergerak lembut di terpa angin pagi yang segar, seorang namja yang terbaring di atas kasurnya menatap nanar kain lembut berwarna kuning itu. Lu Han, sudah sejak dari kemarin ia tidak pernah meninggalkan kamarnya, sejak ia pulang setelah bertemu dengan Kyung Soo di belakang sekolah dan mengisahkan kejadian pedih yang di alaminya dua tahun yang lalu. Dari akhir cerita yang panjang itu, ia melihat luka di mata namja yang telah menjadi sahabatnya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar itu.

Flash Back

sebuah tamparan sukses mendarat di pipi Lu han dari jari-jari kurus milik Kyung Soo yang melemah, tamparan biasa yang tidak menghasilkan apa-apa. Namja bermarga Do itu membanjiri wajahnya dengan gerombolan air mata yang terjun bebas dari tempatnya. Lu Han membisu menatap wajah sahabatnya itu.

“ wae?!” kata itu keluar tanpa ada suara pengiring yang memperdengarkan kata dari mulut Kyung Soo.  “ Neo Babo?!!!!” seraknya.

Lu han masih terdiam sembari memegangi bibirnya yang gemetar.

Kyung Soo  mengusap air mata yang memenuhi wajahnya, sembari tertunduk ia membuka suara, “ Ka! KADA!!!!” teriaknya. Kedua bahunya gemetar, ia kepalkan kedua tangannya dan mengangkat kepala dan kembali menagis. “ Pergi Kau, Orang Bodoh!” tegasnya dingin.


Flash Back End


Lu Han PoV

“ Ka?”

Jika aku pergi, Se Hun pasti akan baik-baik saja.
Dan aku, juga pasti akan baik-baik saja?.

“ Lu Han? Tidak bisakah kau menceritakan masalahmu pada ibu?”
Aku mengangkat kepala ketika mendengar suara gemetar milik ibuku, ku pejamkan mata dan sedikit merasa dingin ketika air mata kembali menetes di sudut mataku. Aku sungguh menyesal, telah membuat banyak orang terluka karenaku. Mungkin, Kyung Soo benar, mungkin aku harus pergi dan meninggalkan tempat ini, pergi sejauh mungkin agar tidak ada satupun dari mereka yang akan terluka. 

Tolong lindungi kebahagiaanmu. Jika hari ini segalanya telah berakhir maka kau tidak akan menemukan kebahagiaan mu lagi”

“ aku, harus melindungi…..kebahagiaanku”

Aku bangkit dari tempat tidurku dan berjalan pelan menuju pintu,

 “kau benar baek Hyun, aku harus melindungunya, melindungi…..”

Aku memutar kenop pintu, “ melindungi kalian semua” finalku.


Lu Han PoV End

~*you  into  my  life*~


Kyung Soo membaringkan kepalanya di atas meja sembari menatap sendu ke bangku kosong milik Lu Han. Pagi masih lengang, beberapa siswapun baru sepersekian yang datang, tapi entah mengapa hari ini Kyung Soo ingin tiba lebih awal, berharap sahabatnya akan datang kesekolah sepagi ini meskipun ia sendiri tidak yakin.

Siapakah dia? Malaikatkah, atau justru orang bodoh?
Tes,
Air bening itu keluar begitu saja ketika Kyung Soo mengingat kembali saat-saat buruk yang pernah Lu Han alami demi sebuah ancaman omong kosong yang di teriakkan Dong Hae padanya.

“ bodohkah kamu, biar bagaimanapun, mau sampai kapanpun ia tidak akan berani membunuhku…..”  lirihnya dengan bibir bergetar.

Getaran bibir itu semakin kuat dan memaksanya untuk membenamkan wajah di antara lipatan tangannya.
“ bodohkah kamu, Lu Han”


~*you  into  my  life*~

Yeoja Paruh baya itu meneteskan air matanya begitu melihat anaknya keluar dari kamarnya. Tapi hal yang sebaliknya justru Lu Han tersenyum dan meraih tubuh eommanya dan memeluknya dengan erat.

“ eomma…. aku ingin kembali ke Beijing”

Mata eomma Lu han melebar dan segera merenggangkan pelukannya agar ia bisa melihat keseriusan anaknya mengatakan hal itu.
“ apa kau yakin? bagaimana dengan sekolahmu? Apa kau tidak akan merasa kesulitan disana? ….” Tanyanya beruntun.

“ eomma! aku pasti akan baik-baik saja, lagi pula disanakan ada Halmoeni”. Sahut Lu Han.

“ kau yakin, kau akan bahgaia disana?” tanya eommanya lagi mencoba meyakinkan anak satu-satunya itu.
“ aku yakin, aku pasti akan bahagia eomma” sahut Lu han mantap.

Eomma Lu han menghela, dan mencoba tersenyum. “ baiklah, tapi kau harus janji satu hal, jangan pernah merahasiakan apapun lagi padaku”

Lu Han tersenyum sembari mengangguk, “ yagsok!” tuturnya dan kembali memeluk eommanya.

Ia mungkin bisa tersenyum saat ini, tapi jauh di dalam hatinya ia meronta dan mengatakan tidak bisa. Seoul, dimana ia bertemu dengan Kyung Soo dan menemukan seseorang yang benar-benar ia cintai, tapi tempat ini juga telah menjadi sejarah buruk baginya, hingga merusak semua kebahagiaannya. Dan satu-satunya jalan untuk mengembalikan semuanya, adalah meninggalkan tempat ini, meninggalkan Negara kelahiran ayahnya.

“ eomma” Lu han melepaskan pelukannya, “ aku lapar” poutnya.

Eomma Lu Han tersenyum, “ kau mau makan apa, biar eomma buatkan”

“ apa saja, aku pasti akan memakannya”

“ baiklah, tunggu sebentar, ya”

Lu Han mengangguk.

Tapi senyum itu kembali mendatar ketika punggung ibunya tidak terliaht lagi, “mianhae” sesalnya dalam bisikan. Ia memutar tubuh dan kembali masuk ke kamarnya, tidak lagi mengurung diri karena sekarang ia sudah bertekad akan melupakan segalanya dan mencoba memulai hari-hari baru.

~*you  into  my  life*~

Bel listrik berbunyi panjang menandakan kegiatan belajar mengajar hari ini telah usai, Baek Hyun menghela sembari berdiri dari bangkunya setelah menyusun beberapa buku ke dalam tasnya. Mata indahnya melirik namja di sampingnya, Kyung Soo yang pergi begitu saja tanpa mengucapkan sedikit kata-kata pada Baek Hyun atau hanya sekedar tersenyum padanhya. 

“ Kyung Soo-ah”  panggil Baek Hyun dan mempercepat langkahnya.

Namja bermata bulat itu menoleh.

Baek Hyun tersenyum, “ mau menemaniku membeli bubble tea?” sembari menggandeng tangan Kyung Soo.

Kyung Soo buru-buru melepaskan tangan Baek Hyun dari lengannya, “ mianhae, tapi aku harus segera pulang” sesal Kyung soo

“ oh.. Ne…” kecewa Baek Hyun

“ Mianhae..”

“ ah.. Gwenchana, aku hanya mengkhawatirkanmu.” Sahut Baek Hyun

“ aku tidak apa-apa…. hanya sedang memikirkan Lu Han.” Tutur Kyung Soo

Baek Hyun terdiam melihat kesedihan di wajah manis namja di depannya ini, ia mengangkat tangannya dan menyentuh bahu Kyung Soo sembari tersenyum.
Kyung Soo mengankat kepalanya dan menatap Baek Hyun, tatapan dan senyuman itu seolah menyiratkan maksud bahwa ‘semuanya akan baik-baik saja’. Seperti sebuah sugesti Kyung Soo pun ikut tersenyum.


~*you  into  my  life*~


Kai mengerutkan keningnya, ketika Kyung soo memintanya untuk pergi ke suatu tempat dan itu bukan rumahnya. Ini tidak biasa, karena namja itu sudah menadapat lampu kuning dari orang tuanya dan melarangnya kemana-mana sepulang sekolah, kecuali ada kegiatan sekolah. 

“ kau yakin? bagaimana kalau nanti orang tua mu marah?” tanya kai.
Sebenarnya ia tidak takut kalau sampai ayah Kyung Soo memarahinya, dia hanya takut kalau keputusan akhir dari omelan panjang ayahnya adalah memisahkan keduanya dan demi apapun Kai pasti tidak akan rela.

“ aku akan mengatakan yang sebenarnya.” Jawab Kyung Soo enteng.

Kai melebarkan matanya.

“ aku akan mengatakan kalau aku kerumah Lu Han.” Jawab Kyung soo lagi.

Kyung Soo masih terdiam ketika ia naik ke atas motor Kai dan mengenakan helm nya sendiri, semenatra Kai terus saja memperhatikannya.
“ kajja” ujar Kyung Soo.

~*you  into  my  life*~

Eomma lu Han meletakkan SmartPhonenya d atas meja setelah mengakhiri sambungan telepon dengan suminya yang saat ini masih berada di luar kota dalam tugas kantornya. Yeoja itu menghela berat, tanggapan ayah Lu han berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya ia harapkan.

“ apa itu yang ia inginkan?”

“ ne,”

“ ia yakin dengan keputusannya?”

“ ne”

“ kalau begitu biarkan ia pergi.”

“ tapi!”

“ ia sudah memilih bukan? Lagi pula Lu Han sudah dewasa biarkan ia memilih jalannya sendiri, anak seusia dia kalau di larang nanti akan berbuat brutal, cina juga bukan tempat asing baginya, jadi biarkan ia pergi.”

“ ya sudah”




Tok Tok Tok

Eomma Lu han menoleh ketika mendengar suara pintu utama terketuk oleh seseorang, dengan segera ia pun melangkah menuju pintu.

Cklek!

“annyeong hasimnika, ommonim?” Sapa Kyung Soo begitu pintu terbuka lebar.

Eomma Lu Han melebarkan matanya melihat sosok namja imut di depannya, sedetik kemudian iapun tersenyum menyambut teman baik anaknya itu.

“ Kyung Soo! Tumben mampir kesini, kau tidak takut di marahi ayahmu?” tanya wanita itu masih dengan senyuman manis yang melekat di bibirnya.

Kyung Soo menggeleng.

“ ayo masuk” ajak eomma Lu han sebari merangkul Kyung soo dan menuntunnya masuk ke dalam rumahnya yang bersahaja itu.

Kyung soo menoleh kemana-mana dengan sedikit pelan, sehingga ia tidak ketahuan eomma Lu han. Mata bulatnya mencari sosok Lu han dalam setiap ruang di rumah itu tapi nihil, namja itu tetap tidak tertangkap indera penglihatnya.

“ amonim, Lu Han ada?’ tanyanya kemudian.

Eomma Lu han menggeleng, “ dia keluar”

Kyung Soo membulatkan matanya,” keluar! Kemana?!”

Eomma Lu Han menunduk, memikirkan kata-kata apa yang akan ia lontarkan pada Kyung Soo. Sementara namja pemilik mata bulat it uterus menantikan jawaban dari eomma  Lu han, ia terus saja memperhatikan yeoja paruh baya itu.

“ kau tau apa yang sedang terjadi pada Lu Han? Dan kau pasti tau mengapa ia memilih jalan ini.” Sahut eomma Luhan.

Kyung Soo mengerutkan keningnya, “ maksudnya?”

“ Lu Han……., dia akan ke Beijing, besok”

Kyung Soo melebarkan diameter matanya, kaget tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Eomma Lu han.

‘Beijing?’

Kyung Soo?”  suara itu langsung membuat kedua mahkuk Tuhan yang berada di ruang tengah itu menoleh.

Kyung Soo membulatkan matanya yag memang sudah bulat ketika namja yang ia kenal berdiri di hadapannya.

“ Lu Han! Kau…… “





TBC_